ASIDIMETRI
Asidimetri
adalah titrasi dengan menggunakan larutan standart asam untuk menetukan senyawa
basa secara kuantitatif. Alasan tidak
digunakan H2SO4 atau HNO3 pada titrasi
acidimetri adalah karena H2SO4
membentuk garam
yang tidak dapat larut dengan Ca dan
BaOH. Sedangkan HNO3 jarang digunkan karena mempunyai aksi
dekstrusif terhadap banyak indikator. Titik akhir ttrasi yaitu pada saat titran
yang ditambhakan tampak ekuivalen, maka penambahan titran harus dihentikan.
Titik ekuivalen yaitu titik dimana titran dan titrat terlihat saling
menghabiskan.
Faktor-faktor
yang diperhatikan dalam asam sebagai larutan baku diantaranya sebagai berikut :
1. Mudah
didapat, mudah dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni
2. Mempunyai
kemurniaan tinggi ( 100 ± 0,02% ) atau dapat dimurnikan dengan penghabluran kembali
3. Tidak berubah selama penimbangan ( zat
yang higroskopis bukan merupakan baku primer )
4. Tidak teroksidasi oleh O2
dari udara dan tidak berubah oleh CO2 dari udara
5. Susunan kimianya tepat sesuai
jumlahnya
6. Mempunyai BE tinggi sehingga kesalahan
penimbangan akan menjadi lebih kecil
7. Mudah larut
8. Reaksi dengan zat yang ditetapkan
harus stoikiometri, cepat dan terukur
Sedangkan
indikator untuk asam basa yakni zat-zat indikator dapat berupa asam/basa, larut,
stabil, dan menunjukkan perubahan warna disebabkan resonansi isomer elektron
berbagai indikator mempunyai ketetapan ionisasi yang berbeda dengan akhirnya
berakibat menunjukkan warna pada range pH yang berbeda. Beberapa penetapan
kadar pH zat dengan metode acidimetri antara lain : benzil benzoat, aukuinin (
kuinin etil karbonat )
Daftar
pustaka
Nursyidi,
Ahmad dan Rohman, Abdul.2008.Pengantar Kimia Farmasi Analisis ( Volumetri dan
Gravimetri ).Yogyakarta : Gajah Mada University Press
0 komentar:
Posting Komentar