Kamis, 18 April 2013

ASIDIMETRI


ASIDIMETRI
Asidimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan standart asam untuk menetukan senyawa basa secara kuantitatif.  Alasan tidak digunakan H2SO4 atau HNO3 pada titrasi acidimetri adalah karena H2SOmembentuk  garam yang  tidak dapat larut dengan Ca dan BaOH. Sedangkan HNO3 jarang digunkan karena mempunyai aksi dekstrusif terhadap banyak indikator. Titik akhir ttrasi yaitu pada saat titran yang ditambhakan tampak ekuivalen, maka penambahan titran harus dihentikan. Titik ekuivalen yaitu titik dimana titran dan titrat terlihat saling menghabiskan.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam asam sebagai larutan baku diantaranya sebagai berikut :
1.     Mudah didapat, mudah dimurnikan, dikeringkan dan disimpan dalam keadaan murni
2.     Mempunyai kemurniaan tinggi ( 100 ± 0,02% ) atau dapat dimurnikan dengan penghabluran kembali
3.     Tidak berubah selama penimbangan ( zat yang higroskopis bukan merupakan baku primer )
4.     Tidak teroksidasi oleh O2 dari udara dan tidak berubah oleh CO2 dari udara
5.     Susunan kimianya tepat sesuai jumlahnya
6.     Mempunyai BE tinggi sehingga kesalahan penimbangan akan menjadi lebih kecil
7.     Mudah larut
8.     Reaksi dengan zat yang ditetapkan harus stoikiometri, cepat dan terukur
Sedangkan indikator untuk asam basa yakni zat-zat indikator dapat berupa asam/basa, larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna disebabkan resonansi isomer elektron berbagai indikator mempunyai ketetapan ionisasi yang berbeda dengan akhirnya berakibat menunjukkan warna pada range pH yang berbeda. Beberapa penetapan kadar pH zat dengan metode acidimetri antara lain : benzil benzoat, aukuinin ( kuinin etil karbonat )
                                                                                                               
Daftar pustaka
Nursyidi, Ahmad dan Rohman, Abdul.2008.Pengantar Kimia Farmasi Analisis ( Volumetri dan Gravimetri ).Yogyakarta : Gajah Mada University Press

0 komentar:

Posting Komentar